Info Terbaru 2022

Cerita Rakyat Nusantara - Legenda Sangkuriang

Cerita Rakyat Nusantara - Legenda Sangkuriang
Cerita Rakyat Nusantara - Legenda Sangkuriang
Cerita rakyat - Berikut ini ialah sebuah kisah rakyat legenda nusantara dari jawa barat yaitu sangkuriang yang menceritakan wacana asal seruan gunung tangkuban perahu.


Cerita rakyat sangkuriang

Asal muasal gunung Tangkuban bahtera dan Sangkuriang ialah kisah rakyat dari nenek moyang, yang turun temurun sampai kini dan menjadi kisah rakyat yang cukup menarik. Cerita rakyat Sangkuriang dan gunung Tangkuban bahtera berawal dari seorang raja berjulukan Sungging Perbangkara yang tengah pergi berburu ke di hutan. Knorma dan sopan santun tengah berburu, Raja Sungging Perbangkara merasa ingin menghilangkan air kecil. Sang rajapun pergi kesemak-semak dan menghilangkan air kecil, dimana air seninya tertampung di selembar daun keladi. Alkisah, ketika itu ada seujung babi betina yang tengah bertapa alasannya ialah ingin menjadi manusia, ia berjulukan Wayung. Tanpa sengaja air seni raja Sungging Perbangkara diminum oleh Wayung yang pada alhasil mengakibatkan babi betina itu hamil karenanya. Hingga suatu knorma dan sopan santun tiba saatnya Wayung melahirkan. Lahir seorang anak perempuan yang anggun yang kelak berjulukan Dayang Sumbi atau Rarasati.

Cerita Rakyat Sangkuriang berawal dari Dayang Sumbi yang kian beranjak dewasa, kecantikan Dayang Sumbi semakin terlihat dan mulai menjadi rebutan di antara para raja kala itu. Karena Dayang Sumbi selalu menjadi rebutan, ia menjadi terganggu dan alhasil tetapkan untuk pergi ke hutan bersama seujung anjing peliharaannya yang berjulukan Tumang. Suatu knorma dan sopan santun, diceritakan Dayang Sumbi tengah menjahit dan tanpa sengaja gulungan benang yang ia gunakan tiba-tiba terjatuh. Dayang Sumbi pun merasa malas mengambilnya, dan entah kenapa ia berucap bagi siapa yang sanggup mengambilkan gulungan benang, jikalau ia laki-laki, maka ia akan dijadikan suaminya. Ternyata si Tumang, anjing peliharaannyalah yang alhasil mengambilkan gulungan benang itu yang alhasil menjadi suami Dayang Sumbi.

Dayang Sumbi menepati janjinya dan bersuamikan seujung anjing. Kemudian lahirlah Sangkuriang, anak Dayang Sumbi dan Tumang. Hari berganti hari Sangkuriang mulai tumbuh jadi anak lelaki yang pemberani. Setiap hari ia berburu hewan di hutan dan Sangkuriang selalu mengajak Tumang, anjing yang juga bapaknya itu. Knorma dan sopan santun itu, Sangkuriang ingin berburu babi, dan kebetulan yang diburu ialah babi betina Wayung, yang tak lain ibunda Dayang Sumbi. Tumang pun menolak untuk mengejar babi itu, sehingga Sangkuriang menjadi marah. Dalam kemarahannya Sangkuriang eksklusif membunuh Tumang, anjing yang juga ayahnya sendiri. Hati si Tumang ia ambil dan ia serahkan pada ibunya untuk dimasak.

Dalam hati, Dayang Sumbi merasa aneh alasannya ialah seharian tidak melihat Tumang yang tidak kunjung pulang. Ia bertanya kepada Sangkuriang dimana si Tumang, dan betapa kagetnya Dayang Sumbi knorma dan sopan santun mendengar tpendapatan Sangkuriang, bahwa ia telah membunuh Tumang. Dayang Sumbi menjadi sangat murka dan dalam kemarahannya kepala Sangkuriang dipukul memakai centong nasi, sampai meninggalkan bekas luka di kepala Sangkuriang. Sangkuriang merasa kecewa dengan perlakuan ibunya sampai alhasil ia tetapkan untuk pergi meninggalkan rumah. Sangkuriang bersikukuh untuk pergi jauh dan tidak akan pernah kembali.

Waktu terus berjalan, sampai Sangkuriang kini tumbuh menjadi lelaki yang gagah dan tampan. Dalam kesendiriannya, Dayang Sumbi sangat mengharapkan Sangkuriang akan pulang kembali. Iapun mulai bertapa dan memohon kepada Dewa, ia ingin tetap anggun dan selalu muda sampai nanti. Suatu knorma dan sopan santun ketika Sangkuriang kembali ia masih mengenali Dayang Sumbi sebagai ibunya. Dewapun mengabulkan do'a Dayang Sumbi, walaupun usianya sudah tidak muda lagi, Dayang Sumbi masih terlihat cantik. Hingga suatu knorma dan sopan santun, Sangkuriang bertemu dengan Dayang Sumbi, namun ia sudah tidak mengenali Dayang Sumbi sebagai ibunya, bahkan jatuh hati kepada Dayang Sumbi. Begitupun Dayang Sumbi, ia tak tahu bahwa lelaki ganteng itu ialah Sangkuriang, mereka menjalin kasih. Ceritapun berlanjut, suatu hari Dayang Sumbi tengah membelai kepala Sangkuriang, dari situlah ia menemukan bekas luka alasannya ialah pukulan yang dilakukan pada Sangkuriang beberapa tahun yang lalu. Akhirnya Dayang Sumbi pun tahu bahwa ia ialah Sangkuriang anak kandungnya.

Sangkuriang telah melamar Dayang Sumbi, sampai Dayang Sumbi galau mencari cara semoga komitmen nikah dengan Sangkuriang tak akan terjadi. Akhirnya, Dayang Sumbi mengajukan beberapa persyaratan yakni Sangkuriang harus bisa menciptakan danau dan bahtera serta membendung sungai Citarum dalam waktu satu malam. Sangkuriang menyanggupi persyaratan ini, alasannya ialah ia telah belajar dan menjadi remaja yang sakti mandraguna. Alhasil, Sangkuriang ternyata bisa memenuhi persyaratan yang dimemberikankan Dayang Sumbi kepadanya. Saat tiruana pekerjaan hampir selesai, Dayang Sumbi galau dan meminta petunjuk Dewa. Sang Dewa-pun memerintahkan semoga Dayang Sumbi mengibaskan selendang yang dimilikinya dan secara ghaib matahari muncul di ufuk timur tanda pagi telah datang. Sangkuriang murka dan ia merasa gagal. Ia menendang bahtera yang setengah jadi dengan sekuat tenaga dan terguling dalam keadaan tertelungkup sampai alhasil muncul sebutan Tangkuban Parahu.
Advertisement

Iklan Sidebar